Senin, 13 April 2020

Sambutan Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan

Puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia bisa dengan cepat menanggapi kemerdekaan itu dengan bebas dari segala-segalanya, sehingga mereka berusaha melawan kekuatan selama ini membelenggunya. Sikap inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan baik terhadap tentara Jepang maupun kepada penguasa pribumi yang pada zaman kolonial Belanda maupun Jepang yang berpihak kepada penjajah.

a. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rakyat Indonesia, baik di pusat maupun di daerah, pada umumnya melakukan aksi-aksi yang mendukung diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Para pemuda yang dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31, menghendaki agar para pemimpin perjuangan kemerdekaan mau bertemu dengan rakyat & berbicara di hadapan mereka mengenai kemerdekaan Indonesia sebagai puncak perjuangan bangsa. Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara yakni persiapan pengerahan massa & menyampaikan rencana itu kepada presiden. Presiden Soekarno & wakil Presiden Moh. Hatta yang terpilih secara aklamasi oleh PPKI, menyetujui rencana itu, begitu juga dengan para menteri yang telah dilantik.

Masalah yang menjadi perhatian adalah sikap tentara Jepang dengan rencana itu. Presiden harus mempertimbangkan rencana itu dengan matang agar tidak bentrokan dengan massa. Presiden memutuskan untuk mengadakan sidang kabinet di kediaman presidan. Sidang kabinet diselenggarakan pada tanggal 9 September 1945 & berlangsung sampai tengah malam, sehingga sidang ditunda sampai pukul 10.00 pagi keesokan harinya.

Pada pagi harinya sidang dilanjutkan lagi di Lapangan Banteng Barat & dihadiri oleh para pemimpin pemuda atau para pemimpin Badan Perjuangan. Para pemimpin pemuda menghendaki agar pertemuan antara pemimpin bangsa dengan rakyatnya tidak dibatalkan. Akhirnya dengan sebagai pertimbangan rapat menyetujui rencana itu.

Presiden & wakil presiden serta para menteri kemudian menuju ke Lapangan Ikada. Ternyata Lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa yang lengkap dengan senjata tajam. Tampak pula tentara Jepang bersiap siaga senjata lengkap & tank-tanknya. Melihat kondisi inii tampaknya bentrok antara pasukan Jepang dengan massa bisa terjadi sewaktu-waktu. Mobil presiden & wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga sebelum mempersilahkan masuk ke Lapangan Ikada. Soekarno menuju panggung & menyampaikan pidato singkat setelah memasuki Lapangan Ikada. Soekarno  meminta dukungan & kepercayaan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mematuhi kebijakan-kebijakannya, patuh, & disiplin dalam pidatonya. Soekarno juga memerintah massa untuk bubar dengan tertib.
 Puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah adalah  Sambutan Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Gambar: Pidato Presiden Soekarno di Lapangan Ikada.
Source: Pihak Ketiga.
Imbauan itu ternyata dipatuhi oleh massa yang memadati Lapangan Ikada. Melihat fenomena ini, rapat raksasa di Lapangan Ikada ini adalah manifestasi pertama dari kewibawaan pemerintah RI kepada rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah berhasil mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya sekaligus memberikan kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya.

b. Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi
Berita proklamasi segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pekik merdeka mewarnai salam masyarakat Indonesia di setiap gang, pasar, lembaga pendidikan, & berbagai tempat umum lainnya.

Rasa syukur atas kemerdekaan dilakukan dengan berbagai cara. Doa syukur berkumandang di tempat-tempat ibadah sesuai dengan agama & kepercayaannya. Rasa syukur terhadap kemerdekaan bukan hanya diucapkan dengan lisan, namun juga dibuktikan dengan perbuatan. Semangat kemerdekaan telah membakar keberanian rakyat Indonesia di berbagai daerah.

Demikianlah artikel mengenai sambutan rakyat terhadap proklamasi Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kita semua.